Sunday, 27 September 2015

Tujuh tahun selepas kematian Dajjal


Setelah matinya Dajjal, manusia kemudian hidup dengan damai selama 7 tahun. Tidak ada permusuhan di antara mereka. Akhirnya Allah mengutus angin yang sejuk dari arah Syam. Maka setiap orang yang di dalam hatinya mempunyai kebaikan dan iman walaupun seberat biji sawi, akan dicabut nyawanya. Sehingga seandainya seseorang masuk ke tengah gunung nescaya angin itu akan mengejar dan mencabut nyawanya.

Maka tinggallah orang -orang yang jahat di muka bumi. Mereka hidup seperti burung (berlumba dalam kejahatan) dan berjiwa seperti binatang buas yang saling bermusuhan dan mendholimi. Mereka tidak mengenal kebaikan dan tidak menolak syaitan di tengah-tengah mereka, syaitan berkata, "Tidakkah kalian menyambutku? " Mereka bertanya, "Apa yang engkau perintahkan kepada kami?"
Maka syaitan memerintahkan mereka agar menyembah berhala. Padahal ketika itu mereka mendapat rezeki yang terus mengalir dan kehidupan mereka makmur sekali. Kemudian ditiuplah sangkakala tanda hari kiamat telah datang. Tidak seorangpun mendengarnya melainkan mengalihkan perhatian dan mengangkat kepala.

Orang yang pertama kali mendengarnya adalah orang yang sedang memperbaiki telaga untanya. Maka orang itu kemudian mati. Selepas itu mati pula seluruh manusia. Kemudian Allah menurunkan hujan gerimis. Maka tumbuhlah jasad-jasad manusia kerananya (kembali ke asal penciptaannya ). Kemudian ditiuplah sangkakala untuk kedua kalinya. Saat itu bangkitlah manusia untuk menunggu ( keputusan Allah ).

Kemudian dikatakan " Wahai sekalian manusia marilah menghadap Rabb kalian. Tegakkan mereka kerana mereka kan ditanya oleh Allah. "

Kemudian dikatakan, " Keluarkanlah bahagian untuk menjadi penghuni neraka. "
Terdengar jawaban " Berapa? "

"Dari setiap seribu orang sembilan ratus sembilan puluh sembilan untuk jadi bahagian penghuni neraka "

Maka itulah hari kiamat yang membuat anak kecil segera beruban (putih rambutnya ) , dan pada hari itu terbukalah segala kedahsyatan . [Sumber : Hadist Abdullah bin ' Amr bin Al-' Ash, riwayat Muslim dalam Riyadhus Sholihin No.1810 ]

Dicedok dari: DetikIslam

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...