Al-Jazari
Abū al-’Iz Ibn Ismā’īl ibn al-Razāz al-Jazarī (1136-1206) (bahasa Arab: أَبُو اَلْعِزِ بْنُ إسْماعِيلِ بْنُ الرِّزاز الجزري) adalah orang Arab penting dalam ilmu robotik Islam. Al-Jazari dilahirkan di Al-Jazira, Mesopotamia semasa Zaman Kegemilangan Islam. Dia adalah penulis Kitáb fí ma’rifat al-hiyal al-handasiyya (Buku Pengetahuan Ilmu Mekanik) pada tahun 1206, di mana dia menerangkan 50 alat mekanik di samping dengan arahan bagaimana membinanya.
Peradaban Islam di era keemasan telah menguasai teknologi yang sangat tinggi. Pada abad ke-13 M, dunia Islam sudah menggenggam teknologi robot. Jurutera Muslim di zaman kekhalifahan sudah mampu menciptakan robot mirip manusia. Pencapaian itu sekaligus mematahkahkan klaim Barat yang kerap menyebut Leonardo da Vinci sebagai perintis teknologi robot.
Da Vinci baru merancang pembuatan robot pada 1478, itu pun baru berbentuk desain di atas kertas. Sedangkan, insinyur Muslim yang sangat brilian, Al-Jazari, sudah berhasil merancang dan menciptakan aneka bentuk robot pada awal abad ke-13 M. Atas dasar itulah, masyarakat sains modern menjulukinya sebagai ”Bapak Robot”. Peradaban Islam lebih maju tiga abad dalam teknologi robot dibanding Barat.
Peradaban Islam adalah perintis dalam bidang teknologi automata, yakni sebuah mesin yang dapat berjalan sendiri (self operating). Automatik sering digunakan untuk menggambarkan sebuah robot atau lebih khusus robot autonomous. Kata Automatik berasal dari bahasa Yunani automatos, yakni berlaku atas kehendak sendiri, bergerak sendiri.
Kata itu digunakan untuk menggambarkan mesin-mesin bergerak tak-elektronik, khususnya yang dirancang untuk menyerupai gerakan manusia atau haiwan. Mesin robot yang diciptakan Al-Jazari berbentuk sebuah perahu yang terapung di sebuah danau yang ditumpangi empat robot pemain musik.
Robot yang terdiri atas dua penabuh drum, seorang peniup harpa, dan pemain suling logam itu diciptakan untuk menghibur para tamu kerajaan dalam acara jamuan minum. Al-Jazari mengembangkan prinsip hidrolik untuk menggerakkan mesin yang di kemudian hari dikenali sebagai mesin robot. ”Itu adalah automatik pertama yang boleh diprogram,” ungkap Prof Noel Sharkey.
Robot penabuh drum yang dirakit Al-Jazari dapat memainkan beragam irama yang berbeza-beza. Robot yang ditemukan Al-Jazari itu juga mengundang kekaguman Charles B Fowler. Menurut dia, temuan jurutera Muslim itu boleh disebut ‘‘robot band”. Sebuah pencapaian penting yang belum pernah ditemukan peradaban lain sebelumnya dan kebudayaan lain di zaman itu.
Secara khusus Mark E Rosheim menyimpulkan, kemajuan yang dicapai dunia Islam di era kejayaan dalam bidang robotik sebagai sebuah penemuan lebih maju dibandingkan zaman Yunani. ”Tak seperti desain Yunani, contoh robot yang diciptakan dunia Islam (Arab) mampu mengundang daya tarik. Tak hanya dalam ilusi dramatis, tetapi mampu menghadirkan lingkungan yang bisa membuat manusia lebih nyaman,” ungkap Rosheim.
Menurut Rosheim, robot ciptaan Al-Jazari itu merupakan salah satu kontribusi peradaban Islam yang sangat penting bagi teknologi. Menurut dia, robot yang diciptakan peradaban Islam di awal abad ke-13 M sudah berbentuk manusia robot dan mampu membantu manusia untuk tujuan praktis. Sayangnya, kata dia, robot itu tak diciptakan untuk kepentingan industri.
Selain ”robot band”, Al-Jazari juga berhasil menciptakan sebuah robot pramusaji berbentuk manusia yang bertugas untuk menghidangkan air, teh, atau minuman lainnya. Minuman disimpan dalam sebuah tangki dengan reservoir (penampung air). Dari penampung itu, air dialirkan ke dalam sebuah ember dan setelah tujuh minit mengalir ke sebuah cangkir. Setelah itu, robot itu mengeluarkan minumannya.
Penemuan penting lainnya di era kejayaan Islam yang tak kalah menarik adalah pencuci tangan automatik dengan mekanisme pengurasan. Mekanisme yang dikembangkan Al-Jazari itu, kini digunakan dalam sistem kerja tandas moden. Robot pencuci tangan automatik itu berbentuk seorang wanita yang berdiri dengan sebuah bekas berisi air.
Ketika seorang pengguna menahan tuas, air akan mengering dan robot wanita itu akan kembali mengisi bekas dengan air. Robot lainnya yang dikembangkan Al-Jazari adalah air pancut burung merak. Robot ini berfungsi sebagai pengganti pembantu atau pelayan. Robot ini memudahkan orang saat membersihkan tangan, kerana robot burung merak itu akan menawarkan sabut dan handuk secara automatik.
Robot lainnya yang diciptakan Jurutera Muslim adalah burung merak automatik yang bisa bergerak. Al-Jazari menggerakkan robot burung merak itu dengan tenaga air. Teknologi robot lainnya yang ditemukan Al-Jazari adalah pintu automatik sebagai bahagian dari salah satu jam air yang diciptakannya.
Teknologi automatik yang dikembangkan Al-Jazari mencapai 50 jenis dan semuanya ditulis dan digambarkan dalam kitabnya yang sangat legenda, Al-Jami Bain al-Ilm Wal ‘Aml al-Nafi Fi Sinat ‘at al-Hiyal (The Book of Knowledge of Ingenious Mechanical Devices). Karyanya ini berisi tentang teori dan praktik mekanik. Dalam kitab itu, Al-Jazari membicarakan secara detail beragam hal terkait mekanikal.
Selain itu, Al-Jazari juga menciptakan teknologi automatik lainnya yang berfungsi untuk membantu dan memudahkan tugas manusia. Ia antara lain menciptakan peralatan rumah tangga dan muzik automatik yang digerakkan tenaga air.
Semua robot yang ditemukan peradaban Islam lewat Al-Jazari sungguh sangat mencengangkan. ”Tak mungkin mengabaikan hasil karya Al-Jazari yang begitu penting. Dalam bukunya, ia begitu detail memaparkan instruksi untuk mendesain, merakit, dan membuat sebuah mesin,” ungkap sejarawan Inggeris, Donald R Hill, dalam tulisannya berjudul, Studies in Medieval Islamic Technology.
Sejarawan lainnya yang terpesona dengan risalah penemuan Al-Jazari adalah Lynn White. ”Jelas sudah bahwa penemu roda gigi pertama adalah Al-Jazari. Barat baru menemukannya pada 1364 M.”' Menurut Lynn, kata gear (roda gigi) baru menjadi perbendaharaan kata atau istilah dalam design mesin Eropa pada abad ke-16 M.
Dalam pandangan Donald Hill, tak ada satu pun dokumen yang mampu menandingi karya Al-Jazari sampai abad moden ini. Menurut dia, risalah penemuan Al-Jazari begitu kaya akan instruksi mengenai design, pembuatan, dan perakitan mesin-mesin.
”Al-Jazari tak hanya mampu memadukan teknik-teknik para pendahulunya dari Arab dan non-Arab, tapi juga dia benar-benar seorang Jurutera yang kreatif,’‘ papar Donald Hill yang begitu mengagumi Al-Jazari. Ketertarikannya atas karya sang Jurutera Muslim itu, Donal Hill pun terpacu dan terdorong untuk menerjemahkan karya Al-Jazari pada 1974.